Masho no Otoko o Mezashimasu - Chapter 2 Bahasa Indonesia

Karena lumayan rame, terjemahannya saya perbaiki. Chapter 1 akan saya perbaiki juga nanti.

Sumber TL: https://ncode.syosetu.com/n9894cy/2

Chapter 2 - Bertemu Ibu

Ketika aku memeriksa jam ruangan, jarum menunjuk ke angka sembilan. 

Di depanku adalah seorang dokter wanita berjas putih yang memeriksaku ketika aku siuman.

“Sejauh ini, tidak ada kelainan. Juga tidak ada kelainan pada rontgen dan CT, jadi untuk berjaga-jaga, saya akan memantau kondisimu selama beberapa hari ke depan baru setelah itu kamu diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit.”

“A-aku mengerti.”

“Saya sudah menghubungi orang tuamu bahwa kamu sudah siuman, jadi saya yakin mereka akan segera datang.”

Seorang dokter wanita .......... Ketika dia memperkenalkan dirinya, dokter, yang namanya Minami Takashina, tersenyum lembut padaku.

“Dia sangat senang dan mengatakan akan segera datang lho.”

“B... Benarkah?”

Mengingat sikapku padanya selama ini, aku agak menyesal atas perasaan ibuku ...

Kalau dipikir-pikir, kamar rumah sakit ini sangat luas. Ada TV dan komputer, lengkap dengan dapur dan kamar mandi. Aku bertanya-tanya berapa banyak biaya yang orang tuaku habiskan untuk ini ....

Ketika aku memikirkan hal ini, pintu kamar terbuka dengan kasar.

Mengalihkan perhatianku ke sana, aku melihat seorang wanita cantik dengan rambut coklat cerah dan mata almond, berdiri terengah-engah.

Wanita itu menatapku, air mata mengalir di matanya saat dia menatapku dan memelukku ketika aku duduk di tempat tidur.

“S-syukurlah~ aku berpikir bagaimana seandainya jika kamu tidak akan bangun...! Aku sangat khawatir!”

Wanita yang menangis dan memelukku, dari penampilannya dia berusia sekitar dua puluhan, namanya adalah Hatano Yoko, ibu dari tubuh ini, Hatano Ember.

Setelah beberapa menit, dia akhirnya berhenti menangis dan aku pun berbicara dengan ibuku untuk meminta maaf karena sudah membuatnya khawatir.

“Aku minta maaf karena sudah membuatmu khawatir. Ibu.”

Mendengar kata-kata itu, ibuku berhenti bergerak seolah waktu telah berhenti. Tidak bergerak sedikit pun seperti patung yang indah.

Ini adalah permintaan maaf jujurku... Aku bisa mengingat betapa buruknya sikapku padanya selama ini ... dan ini adalah pertama kalinya aku memanggilnya ibu. 

“B-baru saja, kamu memanggilku ibu...”

“Un, aku minta maaf karena aku sudah kejam padamu ibu, dan melihat ibu sangat mengkhawatirkanku membuatku merenungkan dan menyesali apa yang dulu kuperbuat.”

...Apa ini terlalu mencurigakan? Apa ini terlalu tidak wajar? Apa ini terdengar aneh? Aku sudah mengatakan sesuatu yang terlalu mendadak untuk bisa disebut sebagai perubahan perilaku, jadi aku khawatir dengan apa yang ia pikirkan. Sementara aku menilai begitu, ibu bereaksi tajam terhadap kata-kataku.

“Tidak, tidak apa-apa. Bukannya kamu anak yang tidak baik, tapi kamu sudah menjadi anak yang sangat baik. Jadi kamu tidak perlu khawatir tentang apa yang kamu lakukan sebelumnya. Ibumu akan selalu menerimamu, sayang.”

Tidak apa-apa ya, kataku, aku menyerah sedikit. Sejujurnya, aku berpikir, "Apa yang wanita ini pikirkan?”.

Sikapku sampai sekarang jelas tidak menggambarkan sebagai anak yang baik... Lagipula, bukan hanya sekali atau dua kali aku mengambil uang dari dompetnya tanpa bilang-bilang....

Beginikah standar kasih sayang di dunia ini? …… Kasih sayang seperti ini, bukankah ini terlalu berlebihan?

“Ya, ya, itu benar.” (Ibu) 

“Maaf menganggu, bisakah ibuk ikut dengan saya untuk membicarakan sesuatu di ruangan lain?”

Dokter Takashina, yang telah menyaksikan pertukaran antara aku dan ibuku dengan wajah tersenyum, memanggilnya.

“Baik, ibu akan keluar sebentar ya. Nanti aku akan kembali lagi.”

“Un, sampai jumpa.”

Dia berseri-seri setelah mendengarkan ucapan sampai jumpa dariku sebelum meninggalkan ruangan. 

Melihat ibuku begitu, aku menarik napas dalam-dalam. Untuk saat ini, aku berharap ibu mengerti bahwa aku sudah berubah ....

Sekarang, aku harus mempertimbangkan kembali masa depanku dengan memikirkan situasiku saat ini.

Sekarang aku di kelas sembilan SMP, dan sudah memasuki akhir September.

Pada saat ini, aku tidak peduli lagi dengan reputasiku di SMP. Aku harus memikirkan di mana aku akan bersekolah di SMA nanti. Pilihan pertamaku saat ini adalah Sekolah Laki-laki Seimei. Di dunia di mana hanya ada sedikit laki-laki, itu adalah sekolah khusus, dan merupakan salah satu sekolah paling terkenal di negeri ini, Aachenheim. Anak laki-laki dari seantero negeri datang berkumpul untuk mendaftar di sekolah tersebut. Karena itu, itu adalah sekolah dengan jumlah penerimaan murid laki-laki paling tinggi.

Tapi mari kita batalkan ini. Apa gunanya bergabung dengan sekolah yang semua siswanya anak laki-laki jika aku ingin mencoba menjadi cowok iblis (Maso)?

Selain itu, ada yang bilang bahwa sekolah itu menugaskan siswa senior sebagai pembimbing untuk siswa baru, dan menurut rumor, tidak jarang siswa baru untuk mengembangkan hubungan romantis dengan senior ini.

 .... Kalian tahu, kan? Ya, benar, boy love (BL). Hubungan cinta mereka merekah seperti bunga mawar mekar.

Sekolah macam apa itu? Aku tidak akan pernah mau sekolah di sana.

Ma, aku harus berkonsultasi dengan guruku tentang jalur masa depanku setelah aku lulus dari smp ....

Berpikir begitu, ah lupakan saja, aku pun mengambil remote control yang ada di dekatku dan menyalakan TV lalu memilih channel.

Ada berbagai acara, seperti drama, acara kuis, acara berita, dan berbagai program lainnya, dan sementara sebagian besar pemerannya adalah wanita, kadang-kadang ada pemeran pria, dan hanya satu dari mereka, idol pria yang sangat populer di masyarakat saat ini, ditampilkan.

Ada idol pria di dunia ini, tapi jujur ​​saja, mereka tidak terlalu tampan.

Namun, semua idol pria sangat populer, mungkin karena mereka dimanjakan hanya dengan menjadi pria di dunia ini.

Aku melihat wajah idol itu, menyentuh wajahku sendiri, lalu berjalan ke tempat di mana ada cermin yang disediakan dan memeriksa wajahku.

Wajahku terlihat keren dan tampan dengan rambut cokelat muda yang menggantung di bahu, pupil mata yang jelas, dan hidung yang agak mancung, yang membuatku memancarkan keindahan misterius.

Bahkan jika aku membandingkan wajahku dengan idol itu, aku pikir aku lebih imut.

Bahkan, kelas atas di dunia jika aku menggabungkan semua wanita.

Bisakah aku mencari nafkah dengan menjadi idol? Ide itu terlintas dalam pikiranku.

Tidak, aku tidak akan.

PrevToC - Next